Profil Desa Wringinjenggot
Ketahui informasi secara rinci Desa Wringinjenggot mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Profil Desa Wringinjenggot, Balapulang, Tegal: potret desa agraris dinamis yang giat mengembangkan potensi ekonomi lokal dari pertanian hingga UMKM. Aktif dalam pembangunan dan kuat melestarikan tradisi, menunjukkan karakter desa yang tangguh dan maju.
-
Lokasi Strategis dan Pemerintahan Proaktif
Berada di Kecamatan Balapulang, Desa Wringinjenggot memiliki aksesibilitas yang didukung oleh pemerintahan desa yang aktif menjemput program pembangunan dan pelayanan publik bagi warganya.
-
Potensi Pertanian dan Ekonomi Kreatif
Sektor pertanian menjadi tulang punggung ekonomi, kini mulai didiversifikasi dengan pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) seperti industri mebel dan kerajinan batik.
-
Kehidupan Sosial-Budaya yang Kuat
Masyarakat Desa Wringinjenggot memegang teguh tradisi dan kearifan lokal, seperti perayaan Khaul Mbah Kyai Jaksa, yang berjalan selaras dengan partisipasi aktif dalam kegiatan kemasyarakatan modern.

Terletak di Kecamatan Balapulang, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Desa Wringinjenggot merupakan sebuah permukiman yang merefleksikan perpaduan antara kearifan lokal yang lestari dan semangat pembangunan yang dinamis. Sebagai salah satu dari 20 desa di kecamatan tersebut, Wringinjenggot menjadi cerminan kehidupan masyarakat agraris di wilayah selatan Ibu Kota Kabupaten Tegal, Slawi. Dengan pemerintahan desa yang aktif di bawah kepemimpinan Kepala Desa Abdul Kholis, Wringinjenggot terus berupaya mengoptimalkan potensi yang dimiliki untuk meningkatkan kesejahteraan warganya, sekaligus merawat warisan budaya yang telah mengakar kuat.
Berada pada koordinat geografis 7°4′4.116″S 109°6′47.484″E, desa ini menjadi bagian penting dari konstelasi sosial-ekonomi di Kecamatan Balapulang. Secara administratif, desa ini dikelola dari kantornya yang beralamat di Jalan Pancasila No. 24. Desa Wringinjenggot secara aktif berpartisipasi dalam program-program pemerintah daerah, menunjukkan komitmennya sebagai bagian integral dari pembangunan Kabupaten Tegal yang lebih luas. Letaknya yang berada di dalam wilayah agraris menjadikan desa ini memiliki peran strategis dalam menyokong ketahanan pangan lokal, sembari terus beradaptasi dengan tantangan zaman.
Demografi dan Struktur Wilayah: Potret Kependudukan Desa
Berdasarkan data yang dirilis melalui situs resmi desa, jumlah penduduk Desa Wringinjenggot tercatat sebanyak 789 jiwa. Komposisi penduduk ini terdiri dari 415 laki-laki dan 374 perempuan. Data ini memberikan gambaran awal mengenai struktur demografi desa yang menjadi basis perencanaan pembangunan di berbagai sektor. Sayangnya, data spesifik mengenai luas wilayah Desa Wringinjenggot belum tersedia secara publik, sehingga perhitungan kepadatan penduduk per kilometer persegi belum dapat disajikan secara akurat.
Secara umum, Kecamatan Balapulang memiliki luas total 74,91 km², dengan topografi yang bervariasi dari dataran rendah hingga perbukitan. Batas-batas wilayah Kecamatan Balapulang yaitu:
Sebelah Utara: Berbatasan dengan Kecamatan Pagerbarang
Sebelah Timur: Berbatasan dengan Kecamatan Jatinegara dan Kecamatan Lebaksiu
Sebelah Selatan: Berbatasan dengan Kecamatan Bumijawa dan Kecamatan Bojong
Sebelah Barat: Berbatasan dengan Kecamatan Margasari
Sebagai bagian dari kecamatan ini, Desa Wringinjenggot dikelilingi oleh desa-desa tetangga yang saling berinteraksi secara sosial dan ekonomi. Kondisi geografis ini turut memengaruhi corak kehidupan masyarakat, terutama dalam hal mata pencaharian dan akses terhadap sumber daya.
Pemerintahan dan Pelayanan Publik: Inovasi di Tingkat Desa
Roda pemerintahan di Desa Wringinjenggot berjalan secara dinamis di bawah kepemimpinan Kepala Desa Abdul Kholis beserta jajarannya. Pemerintah desa menunjukkan sikap proaktif dalam memfasilitasi kebutuhan masyarakat, salah satunya melalui partisipasi aktif dalam program "Tilik Desa" yang diinisiasi oleh Pemerintah Kabupaten Tegal. Pada acara yang digelar pada Juli 2023, Bupati Tegal, Umi Azizah, hadir langsung untuk berdialog dengan warga, menyerap aspirasi dan memberikan solusi atas berbagai permasalahan.
Dalam kesempatan tersebut, Abdul Kholis melaporkan antusiasme tinggi warganya dalam memanfaatkan berbagai layanan yang dihadirkan, seperti pembuatan KTP elektronik (e-KTP), pengurusan kartu BPJS, kartu tani, hingga layanan donor darah. "Seluruh warga sangat antusias dan memanfaatkan pelayanan dalam rangka Tilik Desa," ungkap Kholis saat itu. Hal ini menunjukkan adanya kesadaran masyarakat akan pentingnya administrasi kependudukan dan jaminan sosial, serta efektivitas program pemerintah yang langsung menyentuh kebutuhan dasar warga.
Dialog interaktif antara bupati dan warga juga membahas isu-isu krusial seperti program rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni (RTLH). Bupati Umi Azizah menegaskan komitmen pemerintah untuk mengatasi masalah perumahan bagi warga miskin, dengan meminta pemerintah desa untuk proaktif melakukan pendataan dan pengusulan. “Pastikan, warga yang diusulkan ke program RTLH ini sudah masuk ke DTKS (Data Terpadu Kesejahteraan Sosial) yang mana input serta pembaruan datanya merupakan tanggung jawab pemerintah desa,” jelas Umi, menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah kabupaten dan desa.
Potensi Ekonomi: Dari Agraris hingga Gerakan UMKM
Sektor pertanian merupakan fondasi utama perekonomian Desa Wringinjenggot, sejalan dengan karakteristik umum Kecamatan Balapulang yang merupakan daerah subur dengan lahan persawahan yang luas. Data statistik kecamatan menunjukkan bahwa sektor pertanian dan perdagangan menjadi dua penyerap tenaga kerja terbesar. Di Wringinjenggot, potensi ini terus dikelola untuk menopang kehidupan masyarakat.
Selain pertanian, denyut ekonomi desa juga digerakkan oleh sektor industri pengolahan skala kecil dan menengah. Kecamatan Balapulang dikenal sebagai salah satu sentra industri mebel, dan jejak potensi ini juga terasa hingga ke desa-desa di sekitarnya, termasuk Wringinjenggot.
Dalam beberapa waktu terakhir, terdapat upaya nyata untuk mendorong diversifikasi ekonomi melalui Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Salah satu inisiatif terbaru yaitu pelatihan pembuatan Batik Ciprat yang diselenggarakan oleh mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) bekerja sama dengan anggota PKK desa pada Agustus 2024. Kegiatan ini tidak hanya bertujuan untuk melestarikan warisan budaya, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru bagi ibu-ibu rumah tangga dan masyarakat pada umumnya. Pelatihan semacam ini diharapkan dapat menumbuhkan wirausahawan baru dan menjadikan Wringinjenggot memiliki produk unggulan yang khas. Gerakan ini sejalan dengan program "Rames Saceting" (Gerakan Membangun Ekonomi Masyarakat Sejahtera Lahir Batin) yang digalakkan Bupati Tegal untuk menekan angka stunting melalui penguatan ekonomi keluarga.
Pendidikan dan Kesehatan: Investasi Sumber Daya Manusia
Pemerintah Desa Wringinjenggot menaruh perhatian pada sektor pendidikan sebagai investasi jangka panjang. Di wilayah desa ini, terdapat dua lembaga pendidikan dasar yang menjadi tumpuan utama bagi anak-anak usia sekolah, yakni SD Negeri Wringinjenggot 01 dan SD Negeri Wringinjenggot 02.
SD Negeri Wringinjenggot 01, yang beralamat di Dukuh Wringinjenggot RT 02 RW 04, telah terakreditasi "B" dan menjadi pusat kegiatan belajar mengajar bagi ratusan siswa. Demikian pula dengan SD Negeri Wringinjenggot 02 yang turut berkontribusi dalam mencerdaskan anak bangsa. Keberadaan dua sekolah dasar ini memastikan akses pendidikan yang merata bagi seluruh anak di desa.
Untuk layanan kesehatan, masyarakat Desa Wringinjenggot dapat mengakses fasilitas kesehatan primer di UPTD Puskesmas Balapulang. Puskesmas ini menjadi rujukan utama untuk mendapatkan layanan medis dasar, program promotif, dan preventif kesehatan. Pemerintah desa secara aktif menginformasikan dan mengajak warganya untuk memanfaatkan layanan kesehatan yang tersedia, termasuk dalam program-program seperti Tilik Desa yang menghadirkan layanan kesehatan lebih dekat kepada masyarakat.
Kehidupan Sosial dan Budaya: Merawat Warisan Leluhur
Di tengah arus modernisasi, masyarakat Desa Wringinjenggot tetap teguh memelihara tradisi dan kearifan lokal. Salah satu wujud nyata dari pelestarian budaya ini yakni penyelenggaraan Khaul Mbah Kyai Jaksa, seorang tokoh yang dihormati dalam sejarah lokal. Acara yang rutin diadakan setiap bulan Sura (Muharram) ini menjadi momentum bagi seluruh masyarakat untuk berkumpul, berdoa, dan mengenang jasa para leluhur.
Kehadiran mahasiswa KKN dari berbagai universitas, seperti UIN Saizu Purwokerto, yang turut berbaur dalam acara khaul, menunjukkan adanya pengakuan dan apresiasi dari generasi muda terhadap tradisi lokal. Ini menjadi bukti bahwa pelestarian budaya dapat berjalan beriringan dengan dinamika sosial modern.
Selain kegiatan tradisi, kehidupan sosial masyarakat juga diwarnai oleh semangat gotong royong dan partisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan. Antusiasme dalam acara Tilik Desa, perayaan HUT Kemerdekaan RI, dan kegiatan keagamaan lainnya menunjukkan kuatnya ikatan sosial di antara warga. Harmoni antara pelestarian budaya dan partisipasi aktif dalam program pembangunan modern menjadi kunci dari karakter sosial masyarakat Desa Wringinjenggot.